Selasa, 04 Januari 2011

Mengatur Akses Task Manager pada Windows XP

Hai... bro.. pernah ngalami ga komputer kita tiba2 Nge-hang. Itu Disebabkan karena banyaknya program yang tidak merespon (not responding). Masalah ini bisa diatasi dengan mengakhiri program yang tidak respon tersebut melalui Task Manager yang bisa di akses dengan menekan hotkey Ctrl + Alt + Del.
Tapi jika Task Manager tidak bisa diakses dan muncul pesan "Task Manager has been disable by your administrator", ini dia cara mengatasinya....

1. Klik Start Menu
2. Pilih Run dan ketikkan "gpedit.msc" lalu klik OK.
3. Pada window Group Policy Setting:


Pilih User Configuration
kemudian Administrative Templates
kemudian System
kemudian Ctrl+Alt+Delete Option
kemudian Remove Task Manager
Double-click pilihan Remove Task Manager

Sesuai dengan Nama Menunya Remove task Manager,  jika kita disable, berarti mengizinkan akses Task Manager. begitu juga sebaliknya....

ok thanks.....

Senin, 03 Januari 2011

Jadikan Internet Sebagai Lahan Bisnis Sambilan

Pilih salah satu bisnis online yang ingin anda tekuni di bawah ini, kami tidak memungut biaya apapun.
1. Google Adsense
2. Marketiva
3. Paid-to-Promote
4. Ziddu

Sabtu, 01 Januari 2011

GPS Tracker

1. "Dalam film Enemy of The State, tokoh pengacara Robert Clayton Dean (diperankan oleh Will Smith) tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana pun dia pergi, selalu bisa dilacak dengan bantuan satelit GPS."

Ini adalah mitos saja apabila dikatakan keberadaan seseorang dapat dilacak dengan GPS. Memang betul satelit GPS adalah suatu sarana navigasi, tetapi GPS adalah one-way ranging system. Artinya, satelit GPS tidak "memantau" anda ke mana dan melaporkan anda di mana ke suatu institut (misalnya kepolisian).

Satelit GPS memancarkan secara kontinyu apa yang disebut sebagai ranging signal yang dapat digunakan oleh PENGGUNA untuk menentukan di mana mereka bertanya. Artinya, apabila tidak ada receiver GPS untuk menghitung posisi pengguna/user tersebut, posisi orang tersebut tidak akan diketahui.

2. GPS di bidang penerbangan.


Sesungguhnya prinsip teknologi yang digunakan GPS ini sudah exist cukup lama di bidang penerbangan. Prinsipnya persis sama dengan DME (Distance Measuring Equipment), oleh komunitas yang bergerak di bidang navigasi, dikenal dengan istilah rho-rho ranging atau distance-distance ranging. Dan seperti DME system, GPS operation adalah line-of-sight operation yang artinya apabila anda tidak dapat melihat pemancar sinyalnya (DME atau Satelit GPS), entah karena terhalang tembok ataupun karena bumi itu bulat, kita tidak bisa menggunakan sinyalnya.

Karena letak DME station di permukaan bumi (yang bulat), hal ini membuat DME sangat terbatas jangkauan operasionalnya. Selain itu, karena perhitungan distance dengan DME menggunakan sistem interogasi, kapasitas nya juga terbatas.

Lahirnya GPS yang ditempatkan di angkasa dibandingkan stasiun DME yang ada di darat, memungkinkan jangkauan global untuk penentuan posisi. Selain itu, akurasi GPS juga memungkinkan untuk mencapai apa yang dikenal sebagai RNP (Required Navigation Performance). Lahirnya GPS telah membuka suatu wawasan baru untuk dunia aviasi, akurasi selama enroute dan approach juga lebih terjamin.

3. GPS vs INS

Dalam dunia navigasi, kita kenal 2 metode untuk menentukan lokasi user: position fixing dan dead reckoning. Contoh position fixing system adalah GPS, DME, VOR, etc. Contoh dead reckoning adalah pemetaan, timing dan INS.

Dead reckoning adalah suatu cara penentuan lokasi user dengan menggunakan informasi tentang posisi awal dan kecepatan (atau percepatan). Contoh paling sederhana adalah apabila kita tahu bahwa pesawat kita bermula dari Soekarno-Hatta di koordinat sekian, dengan mengetahui kecepatan dan arah terbang kita (dan menggunakan informasi angin), kita bisa menghitung posisi pesawat tersebut setelah sekian menit terbang.

Dalam pesawat ada yang disebut sebagai INS - Inertial Navigation System. System ini terdiri dari 2 komponen sensor utama, akselerometer dan gyroscope. Akselerometer mengukur percepatan gerak pesawat dan gyroscope menentukan rotasi pesawat (nose up/down, roll left/right, yaw left/right).

Walaupun INS self-contained (artinya dapat digunakan tanpa ada bantuan dari alat eksternal - bandingkan dengan GPS yang membutuhkan satelit), tetapi akurasinya sangat rendah. Bayangkan ketika anda tidak mengetahui posisi awal anda dengan sangat akurat (misalnya anda awalnya sebenarnya berada di Halim tapi anda mengira anda ada di Soekarno-Hatta), atau anda tidak mengetahui arah terbang anda dengan akurat (misalnya anda kira anda terbang di heading 090 sementara sebenarnya anda terbang di heading 089), setelah 1 jam terbang, perkiraan anda tentang di mana anda berada bisa melenceng jauh dengan kenyataannya.

INS yang ada di pesawat walaupun sangat akurat, setelah 1 jam terbang juga memiliki error yang cukup significant. Harga INS yang ada di pesawat, satu set sistemnya bisa mencapai harga ratusan juta rupiah, dan di setiap pesawat punya beberapa set sistem ini untuk redundancy (umumnya 3).

Lahirnya GPS system dapat membantu untuk mempertahankan akurasi solusi navigasi yang dihasilkan. Hal ini dapat digambarkan demikian. Misalnya anda mengira anda terbang di heading 089 padahal anda terbang di heading 090. Setelah 1 jam terbang anda bakal mengira anda di satu tempat yang berbeda dengan tempat anda sebenarnya berada. Namun, dengan adanya GPS, anda bisa membandingkan posisi yang diberikan GPS dan posisi yang anda ukur dengan dead reckoning, kemudian mungkin anda bisa mengambil rata-ratanya (ingat GPS juga tidak error-free: ada level akurasi nya).

4. Kalau GPS memang sedemikian baik, mengapa masih memiliki berbagai system lain? Bukankah itu buang-buang duit saja (mis. untuk maintenance)?

Walaupun GPS sangat baik, namun GPS tidak fault-free dan tidak error-free. GPS signal sudah terbukti sangat mudah untuk diacak (signal jamming).

Selain itu, penggunaan GPS juga hanya bisa untuk low bandwidth system. GPS receiver pada umumnya memberikan solusi navigasi (misalnya posisi) setiap 1 detik. Apabila kita menginginkan informasi posisi kita setiap 0.0001 detik misalnya, ini tidak bisa diberikan oleh GPS. Pesawat yang bermaneuver (misalnya akrobatik) adalah contoh system dengan high bandwidth. Kalau kita menginginkan detail dari posisi pesawat tersebut sampai ke 0.0001 detik misalnya, GPS tidak bisa memberikan informasi tersebut. Berbeda dengan INS, INS dapat memberikan informasi posisi untuk system dengan high bandwidth. Hal ini menyebabkan integrasi antara INS dan GPS sangat menguntungkan. INS dapat memberikan informasi dengan cepat dan GPS dapat mempertahankan akurasi solusi tersebut.


Ada berbagai macam aplikasi dari GPS, misalnya differential positioning, dll. Semoga thread ini bisa jadi tempat diskusi untuk memperdalam pengetahuan tentang GPS.

Teknologi Robot Hasil Rekayasa PT Astra Otoparts Tbk

Usia ternyata bukanlah merupakan ukuran mut lak untuk sebuah pencapaian keberhasilan dari operasi perusahaan. Setidaknya hal itu telah dibuktikan oleh Divisi Workshop for Industrial Equipment (Winteq) PT Astra Otoparts Tbk (AOP) yang baru berdiri pada pertengahan tahun lalu. Dengan usia yang relatif masih sangat belia untuk ukuran sebuah divisi perusahaan, namun hasil rekayasa teknologi permesinan yang dikembangkan para ahli dan teknisi Winteq kini sudah bisa dibanggakan.
2008111119
Walaupun usianya belum genap satu tahun, divisi Winteq PT AOP telah berhasil mengembangkan sejumlah peralatan permesinan yang dapat menunjang kegiatan produksi di pabrik atau bengkel kerja. Bahkan belum lama ini divisi Winteq PT AOP telah berhasil merampungkan satu karya besar lainnya berupa robot pengangkut dan penuang logam cair berakurasi tinggi hasil rancang bangun para ahli dan teknisi divisi Winteq PT AOP.
Direktur PT AOP yang juga diserahi tugas sebagai Project Leader Winteq, Gustav A. Husein mengatakan, pada awalnya divisi Winteq PT AOP diserahi tugas untuk melakukan perbaikan mesin-mesin dan peralatan industri di lingkungan PT AOP dan anak perusahaan kelompok usaha Astra. Namun dalam perkembangannya divisi Winteq kini juga melakukan pekerjaan-pekerjaan pengembangan teknologi berbagai peralatan industri seperti mesin-mesin untuk keperluan kegiatan produksi di pabrik dan peralatan penunjang produksi lainnya.
“Saat ini kami sedang dalam tahap penyelesaian pembuatan sebuah mesin berteknologi robot yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu di pabrik. Robot yang kami beri nama Loader Arm Robot ini sengaja kami rancang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu di pabrik yang cukup riskan dikerjakan tenaga manusia khususnya menyangkut aspek keamanan dan keselamatan. Selain aspek keamanan dan keselamatan, pekerjaan tersebut apabila dikerjakan oleh manusia juga membutuhkan keahlian dan pengalaman khusus serta ketelitian dan tingkat akurasi yang tinggi,” kata Gustav.
20081111110
Di lingkungan PT AOP sendiri robot yang berukuran 1.350 x 760 x 2.380 mm dengan total bobot 650 kg itu digunakan dalam proses pengecoran logam untuk memindahkan material alumunium cair bersuhu sangat tinggi dari tungku (furnace) dan menuangkan material alumunium cair tersebut ke mesin cetak (mould) secara otomatis. Robot tersebut juga bisa diprogram sesuai kebutuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu di lingkungan pabrik atau bengkel kerja.
Selain dikendalikan melalui perangkat komputer, robot ini digerakkan dengan menggunakan sumber tenaga listrik 3 x 380 volt AC dan mampu bergerak seluas 1.700 x 470 m2 dengan kapasitas muat sebesar 5 kg.
Mesin ‘Loader Arm Robot’ ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian Arm, Cup dan Control. Bagian Arm digerakan oleh sebuah motor AC berpenggerak 3 fase dengan tenaga listrik 380 volt. Motor AC tersebut dapat menghasilkan gerakan dengan kecepatan 1.4000 rpm (rotation per minute) dan dilengkapi dengan brakes (rem). Bagian Cup digerakkan oleh sebuah Servo motor berdaya 750 watt dan dilengkapi brake. Bagian lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah bagian Control (pengendali) yang merupakan perangkat komputer dari jenis PLC OMRON dengan spesifikasi CJ1M-CPU 21.
Menurut Gustav, penggunaan ‘Loader Arm Robot’ dalam kegiatan produksi di pabrik, khususnya dalam proses pengecoran logam, memiliki beberapa kelebihan. Pertama, waktu penuangan material cairan logam alumunium bersuhu tinggi bisa dilakukan secara terukur dengan tingkat akurasi yang tinggi (lebih dari 800 derajat selsius). Kedua, kecepatan penuangan material cairan logam alumunium bisa dilakukan secara konsisten, sehingga kualitas logam hasil proses pengecoran bisa mencapai standard yang telah ditetapkan. Ketiga, kegiatan penuangan material cairan logam alumunium dapat diprogram secara tepat. Dalam industri pengecoran logam, pengerjaan penuangan material cairan logam yang terprogram bersamaan dengan kecepatan penuangan yang tepat dan konsisten merupakan faktor utama yang menentukan baik tidaknya kualitas hasil pengecoran.
2008111135
Selain keunggulan di atas, masih terdapat beberapa keunggulan lainnya, lebih-lebih apabila dibandingkan dengan tenaga kerja manusia. Kelebihan tersebut antara lain, Loader Arm Robot dapat dioperasikan secara nonstop selama 24 jam sehari dan penggunaan robot ini bisa menghindarkan tenaga kerja manusia dari resiko kecelakaan kerja yang dalam proses pengecoran logam hal itu sangat mungkin terjadi mengingat pekerjaan tersebut melibatkan penanganan material cairan logam bersuhu tinggi yang sangat riskan bagi keselamatan dan keamanan pekerja manusia.
Gustav mengatakan, setelah berbagai keberhasilan tersebut, PT AOP berencana akan menjadikan Winteq sebagai sebuah anak perusahaan sendiri di bawah PT AOP yang khusus mengembangkan kompetensi lokal di bidang rancang bangun, analisa rekayasa dan kegiatan manufaktur peralatan dan mesin-mesin produksi.
“Kami harapkan dalam kurun waktu yang tidak begitu lama divisi Winteq yang kini masih berupa sebuah bengkel kerja (workshop) di lingkungan PT AOP secara bertahap akan berubah menjadi sebuah perusahaan sendiri yang mampu membuat rancang bangun dan menangani kegiatan manufaktur peralatan dan mesin-mesin produksi,” demikian Gusta